Ahlan wa Sahlan MBKM

Hamdan, shalatan wa salaman.

Tahun ini bukan hanya perkuliahan offline saja yang istimewa bagi mahasiswa Angkatan 2021-2022, namun juga semester genap 2021-2022 ini juga menjadi awal mereka melakukan pemrograman secara mandiri melalui siakad. Semester sebelumnya para mahasiswa semester awal ini langsung menjalani perkuliahan karena untuk pemrograman dilakukan secara terpusat.  Tentunya hal ini menjadi penting untuk diperhatikan agar proses perkuliahan yang dijadwalkan nantinya berjalan lancar, sesuai dengan waktu yang dipilih dan memberikan ruang waktu yang cukup dalam mendukung prestasi akademik maupun non akademik.

Yang lebih istimewa sebenarnya adalah kurikulum yang diberlakukan buat mereka, yakni Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Sebagai buah keputusan mas Menteri yang milenial, tentunya ini tidak lahir begitu saja sebagai kebijakan yang jamak berganti seiring dengan pergantian boss di kementerian Pendidikan. Merujuk Permendikbud No 3 Tahun 2020, program ini memberikan hak keleluasaan belajar di luar program studi selama 3 semester, atau setara dengan 20 SKS. Pengakuan atas hak keleluasaan belajar ini ini ditegaskan melalui pengakuan SKS MBKM pada Kepmendikbud No 74 tahun 2021.

Mahasiswa dapat menempuh 20 SKS ini di program studi berbeda pada kampus yang sama, dimana 20 SKS ini dapat berupa : (1) keilmuan yang sama dengan prodi PBA namun ditempuh di luar kampus IAIN Kediri; (2) keilmuan maupun pengalaman akademik berbeda yang ditempuh di luar kampus IAIN Kediri; dan (3) keilmuan berbeda yang ditempuh di prodi lain di kampus IAIN Kediri. Dalam prakteknya, 20 SKS ini disediakan oleh Prodi PBA IAIN Kediri pada semester 5, 6, dan 7. Pada semester 5 dan 6 berupa pertukaran matakuliah dengan kampus lain pada keilmuan Prodi PBA. Sedangkan di semester 7 disediakan paket keilmuan yang mendukung : (1) profil keilmuan/keahlian tambahan; (2) profil pengalaman di luar melalui pengabdian; dan (3) profil pengalaman penelitian.

Sesuai dengan filosofi pemberlakuan MBKM ini, maka tentunya diharapkan mahasiswa dapat mengimplementasikannya sesuai dengan potensi dan peluang yang ada. Dengan demikian interkoneksi keilmuan melalui penguasaan keilmuan yang interdispliner sebagai sebuah keniscayaan, dapat juga diwujudkan oleh mahasiswa PBA IAIN Kediri. Tentunya agar kualitas lulusan dapat menjadi semakin profesional dengan gagasan-gagasan pembelajaran Bahasa Arab yang memudahkan. Sehingga apa yang pernah disampaikan Rasul untuk mensyiarkan Bahasa Arab, tidak saja karena itu adalah Bahasa Rasul, juga bukan saja karena semata itu adalah Bahasa al-Quran dan ahli surga. Namun juga karena Bahasa Arab menjadi Go Internasional karena semakin mudah. Ahlan wa sahlan MBKM…..

Tinggalkan Balasan