Kamis (7/12) lalu, 5 orang dosen program studi Pendidikan Bahasa Arab IAIN Kediri (Dr. H. Ahmad Rifa’I, M.Pd, Dr. Hj, Zetty,Azizatun Ni’mah, M.Pd, Moh. Sholeh Afyuddin, M.Pd, Maziyyatul Muslimah, M.Pd.I, dan Anggi Nurul Baity, M.Pd) telah mengikuti kegiatan penutupan Pendampingan Implementasi Kurikulum Merdeka Berbasis Komunitas (IKM-BK) yang diselenggarakan oleh Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Surabaya. Kegiatan tersebut merupakan program yang dilaksanakan secara berkelanjutan sejak bulan April 2023 lalu dan berakhir pada minggu lalu (7/12). Bertujuan untuk mengoptimalkan implementasi kurikulum merdeka pada lembaga madrasah yang ditunjuk, program ini melibatkan sejumlah pihak (yang selanjutnya disebut dengan komunitas) yang terdiri dari Kepala Madrasah dari beberapa madrasah terpilih, Wakil Kepala bidang Kurikulum, Beberapa Guru, Pengawas Madrasah, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kankemenag setempat, hingga Dosen dari Perguruan Tinggi Keislaman.
Program pendampingan IKM-BK ini dilaksanakan dalam beberapa tahapan. Dimulai dari kegiatan on the job training (OJT)I secara daring melalui MOOC dan Pembelajaran Mandiriyang berlangsung selama kurang lebih 10 hari (3 s.d 14 April 2023). Kemudian dilanjutkan dengan in service training (IST)secara luring yang bertempat di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kediri selama 6 hari (8 sd 13 Mei 2023). Dalam giat ini, para peserta dengan didampingi oleh Widyaiswara dilatih untuk mendalami kurikulum merdeka dan implementasinya di lembaga sekolah, baik secara teoritis ataupun praktis. Sehingga output dari program ini nantinya bertujuan untuk bisa didiseminasikan ke lembaga pendidikan yang lebih luas. Kegiatan selanjutnya adalah OJT II yang dilaksanakan dalam bentuk pendampingan berkala oleh para widyaiswara, dosen, dan pengawas ke madrasah-madrasah yang menjadi komunitasnya. Pendampingan tersebut telah dilaksanakan secara optimal dari bulan Mei dan berakhir pada November lalu.
Program yang diinisiasi oleh Kementerian Agama Jawa Timur ini hanya melibatkan lembaga-lembaga terpilih yang dipandang berkompeten untuk menjadi sekolah pilot dalam implementasi kurikulum merdeka. Diantaranya beberapa lembaga madrasah dibawah naungan Kementerian Agama Kabupaten Kediri, Kabupaten Jombang, Kota Malang, Kabupaten Malang, Kabupaten Tulungagung, Kota Batu, serta Kabupaten Mojokerto. Sebut saja di Kabupaten Kediri ini ada 5 madrasah yang terpilih, yaitu: MTsN 1 Kab. Kediri, MTsN 2 Kab. Kediri, MAN 2 Kab. Kediri, MAN 3 Kab. Kediri, dan MAN 5 Kab. Kediri. Sehingga, IAIN Kediri sebagai salah satu PTKIN yang ditunjuk untuk mendampingi program pendampingan IKM-BK ini tentu mendapatkan banyak manfaat. Selain menambah khazanah keilmuan terkait praktik implementasi kurikulum merdeka di madrasah secara langsung, komunitas yang terbentuk dapat memperkuat kerjasama antar lembaga guna mengembangkan nilai-nilai tridharma perguruan tinggi di kampus ini. (Anb)