Tathbiq Araby 2019 dan Studi Banding PBA IAIN Kediri ke UIN Walisongo dan UNNES (Universitas Negeri Semarang)

Selasa, 26 November 2019. Para civitas akademik PBA IAIN Kediri, bertolak ke Semarang berkunjung ke UIN Walisongo dan UNNES (Universitas Negeri Semarang). Dalam kesempatan itu, rombongan yang terdiri dari para dosen PBA IAIN Kediri dan mahasiswa semester 7, bertemu langsung dengan para dosen dan mahasiswa Prodi PBA di kedua kampus unggul tersebut. Pertemuan yang singkat dan bermakna itu dikemas dalam tajuk “Seminar dan Studi Banding Tata Kelola Prodi; Menuju PBA Unggul dan Kompetitif”

Para pegiat Prodi PBA UIN Walisongo dan UNNES memberikan sambutan yang sangat hangat dengan menampilkan beberapa kebolehan mahasiswa dengan bernyanyi lagu Arabic dan mendeklamasikan mars PBA. Pada sesi seminar, para dosen UIN Walisongo dan UNNES mengupas secara mendalam permasalahan-permasalahan yang dihadapi Prodi PBA sekaligus penyelesaiannya. Mereka juga memaparakan beberapa keunggulan dan strateginya dalam membangun keilmuan mahasiswa, pengembangan SDM, penyusunan kurikulum, pengembangan penelitian bagi dosen maupun mahasiswa, serta beberapa hal penting lainnya yang dibicarakan secara menarik dan mengalir.

Saat di UIN Walisongo Dr. H. Ahmad Maghfurin, M.Ag, MA. kaprodi PBA UIN Walisongo, mengatakan, bahwa: “di setiap awal perkuliahan, para dosen harus mengingatkan mahasiswa tentang visi & misi Prodi PBA, sehingga mahasiswa tidak akan melupakan tujuan besarnya itu dan bisa secara kooperatif dan konsisten mewujudkan visi & misi itu bersama-sama”

Sebagai bentuk tukar pengalaman, Dr. Yuyun Zunairoh, M.Pd, kaprodi PBA IAIN Kediri, sedikit menceritakan tentang progress PBA IAIN Kediri yang saat ini memperoleh akreditasi “A”. Beliau juga menceritakan adanya matakuliah TAM (Ta’lim al-Arabiyah al-Mukatstsaf) yang bertujuan mempersiapkan kemampuan bahasa Arab para mahasiswa semester 1, sebelum mereka memasuki matakuliah-matakuliah PBA lainnya. Sehingga kemampuan bahasa arab para mahasiswa baru tidak akan tertinggal jauh saat mempelajari matakuliah istima’, kalam, qiroah, qawaid, dll, yang intens berbahasa Arab.

Pada kesempatan itu, hadir juga dua orang narasumber utusan dari Universitas Al Azhar, Mesir,  yakni: Syech Bilal Afifi Ghounim dan Syech Ibrahim Abdul Karim. Beliau berdua menceritakan beberapa permasalahan dan strategi yang baik dalam pembelajaran bahasa Arab kepada mahasiswa non-arab, yang dialami oleh para pengajar penutur asli.

Selepas bertemu dalam ruang seminar, para mahasiswa PBA IAIN Kediri berkesempatan untuk berkeliling kampus, didampingi para mahasiswa PBA UIN Walisongo dan UNNES. Mereka saling bertukar pengalaman, bercerita dan bercanda. Komunikasi yang terjalin saat itu dibangun dengan menggunakan bahasa Arab yang intens, aktif dan efektif. Hal ini sangat bermanfaat, karena selain mendapatkan pengalaman baru, para mahasiswa IAIN Kediri juga tertantang untuk menguji kemampuan bahasa Arabnya dengan mahasiswa dari kedua kampus unggul itu.

Sebelum kembali ke Kediri, para rombongan IAIN Kediri menyempatkan diri mengunjungi Lawang Sewu dan Kota Lama Semarang, untuk sekedar refreshing dan mempelajari sisa-sisa sejarah, agar semakin tertanam rasa cinta dan bangga kepada NKRI. [mos]

Tinggalkan Balasan